- Kategori : Makalah Higiene Industri ( Microsoft Word)
- Kode : MHI-2009-05-MW-003
- Judul : Kebisingan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja relatif masih menempati posisi marginal dalam manajemen ketenagakerjaaan, baik secara makro maupun mikro. Oleh karena itu, tidak terlalu mengherankan jika pengetahuan dan informasi mengenainya masih sangat terbatas, termasuk bahaya kebisingan. Padahal, berdasarkan banyak fakta dan penelitian, di Negara maju sekalipun telah terbukti bahwa kebisingan merupakan salah satu bahaya kerja yang sangat potensial bagi individual pekerja maupun prouktivitas perusahaan secara keseluruhan sehingga diperlukan penanganan yang serius terhadapnya. Tempat kerja yang bising dan penuh getaran bisa mengganggu pendengaran dan keseimbangan para pekerja. Gangguan yang tidak di cegah maupun diatasi bisa menimbulkan kecelakaan, baik pada pekerja maupun orang disekitarnya. Masalah ini perlu lebih diperhatikan untuk menghindarkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Seiring dengan kebutuhan pembangunan, penggunaan peralatan industri yang menimbulkan bising dan getaran di Negara berkembang, termasuk Indonesia makin lama akan makin bertambah. Hal ini perlu diantisipasi untuk mencegah kerugian sumber daya manusia dengan melakukan pemeriksaan pekerja serta mengurangi gangguan dengan menyediakan alat pelindung pendengaran serta peredam getaran. Sudah diketahui dan diterima umum, pengaruh utama dari kebisingan kepada kesehatan adalah ketulian progresif. Mula-mula efek kebisingan pada pendengaran sifatnya sementara. Pemulihannya terjadi secara cepat sesudah sumber kebisingan dijauhkan atau dimatikan. Tetapi, apabila kita terus-menerus melakukan aktivitas di tempat bising, kehilangan daya dengar yang terjadi bisa menetap dan tidak pulih kembali. Kehilangan itu biasanya dimulai dari frekwensi tingggi, kemudian menghebat dan turun ke frekwensi yang digunakan untuk percakapan.
Dalam sebuah industri ataupun perusahaan, sumber kebisingan berasal dari mesin-mesin industri yang digunakan, transportasi, serta suasana kerja yang gaduh di dalam pabrik. Kebisingan yang melebihi ambang batas pendengaran yakni 85 dB tentunya akan memberi pengaruh negatif baik bagi tenaga kerja itu sendiri maupun bagi produktivitas kerja. Oleh karena itu, pihak industri yang menimbulkan kebisingan harus memperhatikan kapan kebisingan terjadi pada tingkat tertinggi, siang atau malam. Juga bandingkan kebisingan lingkungan yang terjadi pada saat mesin dijalankan dan dimatikan. Kebisingan terjadi karena ada sumber bising, media pengantar (berbentuk uadra) dan manusia yang terkena dampak. Pengendalian kebisingan dapat dilakukan terjadap salah satu atau ketiga-tiganya.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, kami batasi pada :
1. Definisi kebisingan
2. Sumber kebisingan di tempat kerja
3. Klasifikasi Kebisingan
4. Pengaruh kebisingan bagi tenaga kerja
5. Pengendalian kebisingan di tempat kerja
Tujuan
Berdasarkan dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang akan dicapai dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui batasan definisi dari kebisingan
2. Untuk mengetahui sumber-sumber kebisingan yang ditimbulkan di tempat kerja.
3. Untuk memahami klasifikasi kebisingan yang terdapat di lingkungan kerja.
4. Untuk mengetahui dampak kebisingan baik bagi tenaga kerja maupun bagi produktivitas suatu industri.
5. Untuk mengatahui dan memahami langkah pengendalian kebisingan di lingkungan industri.
Daftar Pustaka :
Kata Kunci : Kebisingan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar