- Kategori : Makalah Gizi ( Microsoft Word)
- Kode : MG-2009-05-MW-004
- Judul : Kekurangan Energi Protein
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang dibutuhkan tubuh setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energi dan zat-zat gizi. Zat-zat gizi yang meliputi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air memiliki fungsi dan peranan yang berbeda-beda bagi kesehatan tubuh. Setiap bahan makanan mempunyai susunan kimia yang berbeda-beda dan mengandung zat gizi yang bervariasi pula baik jenis maupun jumlahnya. Kekurangan atau kelebihan dalam jangka waktu lama akan berakibat buruk terhadap kesehatan. Dengan demikian, jelas bahwa tubuh manusia memerlukan zat gizi atau zat makanan, untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari, untuk memelihara proses tubuh, dan untuk tumbuh dan berkembang khususnya bagi yang masih dalam pertumbuhan.
Protein, sebagai salah satu nutrient dalam makanan memiliki fungsi yang khas yang tidak dapat diganti oleh zat gizi lainnya yaitu membangun serta memelihara sel-sel dan jaringan tubuh. Protein merupakan bagian dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air. Selain berperan dalam pertumbuhan sel-sel jaringan, protein juga berperan dalam pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh, pembentukan antibodi, mengangkut zat-zat gizi serta sebagai sumber energi utama disamping karbohidrat dan lemak. Defisiensi protein dapat berdampak buruk bagi kesehatan tubuh, terutama pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Defisiensi protein yang sering di kenal dengan istilah Kurang energi Protein (KEP) merupakan salah satu dari empat masalah gizi di Indonesia yang dianggap utama dari sejak permulaan dikenal yaitu sejak tahun 1959 hingga saat ini. Gejala KEP mencakup semua manifestasi kekurangan gizi yang sering dijumpai, dimana pada anak sebagai akibatnya adalah terhambatnya perkembangan fisik dan mental mereka. Penyebab mereka sangat kompleks, mencakup faktor ketidakseimbangan antara produksi bahan makanan dengan laju pertumbuhan penduduk, juga distribusinya tidak merata di masyarakat yang berbeda-beda keadaan sosial ekonominya. Selain itu faktor kemiskinan, ketidaktahuan, ketidakseimbangan pembagian makanan dalam keluarga dan penyakit-penyakit infeksi adalah faktor-faktor penyebab lainnya.
Sungguh sebuah ironi, betapa fenomena Kurang Energi Protein (KEP) menimpa satu komunitas terlemah dari masyarakat kita, yakni balita. Seharusnya, semakin banyaknya kasus-kasus gizi buruk yang merebak muncul ke permukaan menjadi perhatian khusus pemerintah dan masyarakat, membangkitkan emosi kepedulian yang sangat tinggi. Bahwa ini tak sekadar kasus yang berujung pada kematian seorang balita, melainkan sebuah bencana yang perlahan-lahan yang menghabiskan generasi bangsa di masa datang (low on disaster). Ini sebuah pelanggaran hak asasi manusia, karena hak-hak dasar masyarakat sebagai manusia telah diabaikan.
Hal ini tidak dapat dibiarkan begitu saja karena akan mempengaruhi masa depan generasi Indonesia. Bagaimana kita dapat bersaing dengan negara lain di era globalisasi dan pasar bebas yang sudah berlangsung sekarang ini jika generasi-generasi penerus bangsa kita berkualitas rendah karena gizi yang buruk. Untuk itu, agar Indonesia dapat mencetak generasi-generasi bangsa yang tangguh, perlu segera dilakukan penanganan dan antisipasi terhadap gizi buruk ini yang merupakan awal dari rendahnya kualitas anak bangsa.
Dari fenomena di atas, maka kami mengangkat Kurang Energi Protein (KEP) sebagai judul makalah dengan tujuan untuk lebih mengetahui dan memahami mengapa Kurang Energi Protein (KEP) dapat menjadi salah satu masalah gizi utama di negara yang subur ini.
Rumusan Masalah
Kurang Energi Protein (KEP) merupakan gangguan gizi yang paling umum di negara-negara sedang berkembang. Kekurangan protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami mengangkat beberapa permasalahan yang terkait dengan Kurang Energi Protein yaitu sebagai berikut :
1. Konsep Umum Mengenai Protein
2. Definisi dan Klasifikasi Kurang Energi Protein (KEP)
3. Etiologi Timbulnya Kurang Energi Protein (KEP)
4. Pengelompokkan penyakit akibat Kurang Energi Protein (KEP)
5. Penanggulangan penyakit akibat Kurang Energi Protein (KEP)
6. Peranan kesehatan masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit akibat Kurang Energi Protein (KEP)
7. Current issue terkait Kurang Energi Protein (KEP)
Tujuan
Dari Perumusan masalah yang kami angkat diharapkan dapat mencapai beberapa tujuan dalam memahami fenomena Kurang Energi Protein (KEP) sebagai salah satu masalah gizi di negeri kita ini, yakni :
1. Untuk mengetahui beberapa konsep umum menyangkut zat gizi protein sebagai pengetahuan dasar kita untuk memahami fenomena Kurang Energi Protein (KEP).
2. Untuk mengetahui definisi dan pengklasifikasian Kurang Energi Protein (KEP)
3. Untuk memahami etiologi timbulnya Kurang Energi Protein (KEP).
4. Untuk mengetahui pengelompokkan penyakit akibat Kurang Energi Protein (KEP).
5. Untuk mengetahui dan memahami penanggulangan penyakit akibat Kurang Energi Protein (KEP).
6. Untuk mengetahui dan memahami peranan kesehatan masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit akibat Kurang Energi Protein (KEP).
7. Untuk mengetahui beberapa current issue terkait Kurang Energi Protein (KEP).
Daftar Pustaka : 16 (1992-2006)
Kata Kunci : Kekurangan Energi Protein
Tidak ada komentar:
Posting Komentar