- Kategori : KTI (Microsoft Word)
- Kode : KTI-2009-05-MW-005
- Judul : Penanganan Kerusakan Terumbu Karang dengan Metode Rehabilitasi (Coral Rekruitment, Artificial Reff dan Transplantasi Karang)
INTI SARI
Abdul Mutalib Angkotasan. 2006. Penanganan Kerusakan Terumbu Karang dengan Metode Rehabilitasi (Coral Rekruitment, Artificial Reff dan Transplantasi Karang) Di Perairan Gamalama Kota Ternate Propinsi Maluku Utara. LKTM Bidang IPA. Tujuan penulisan karya tulis ini adalah 1) Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kerusakan terumbu karang di Perairan Gamalama Kota Ternate Provinsi Maluku Utara. 2) Untuk mengetahui penyebab-penyebab kerusakan terumbu karang di Perairan Gamalama Kota Ternate Provinsi Maluku Utara. 3) Untuk mengetahui upaya-upaya efektif seperti apa yang perlu dilakukan dalam usaha menangani kerusakan terumbu karang di perairan Gamalama Kota Ternate Provinsi Maluku Utara.
Kerusakana terumbu karang di Indonesia di picu oleh adanya pertambahan penduduk yang diperkirakan pada tahun 2020 mencapai 267 juta jiwa dan dengan aanya kenyataan bahwa sumberdaya alam di daratan semakin berkurang, dari itu menjadi jelaslah bahwa sumberdaya pesisir dan laut termasuk terumbu karang akan menjadi tumpuan pembangunan ekonomi berkelanjutan. Sayangnya, dalam perkembangannya keberadaan terumbu karang Indonesia saat ini telah banyak mengalami degradasi yang mengkhawatirkan, ditunjukan dengan persentase penutupan karang hidup yang dalam kondisi rusak terus meningkat dari tahun ke tahun (Ikawati dkk, 2001).
Perairan Gamalam Kota Ternate, saat ini kondisi terumbu karangnya telah mengalami degradasi yang cukup mengkhawatirkan, hal ini ditandai dengan persentase tutupan karang yang berada pada kategori rusak. Berdasarkan hasil penelitian Persentase tutupan karang batu rata-rata di perairan Gamalama adalah 24,84 %. (Angkotasan, 2005) sedangkan persentase tutupan karang lunak sebesar 78,47 % (Hirto, 2005). Jika di suatu peraian terdapat karang lunak yang lebih banyak dari karang batu merupakan indikator bahwa perairan tersebut telah mengalami degradasi (manuputi, 1996). Dari hasil penelitian diperoleh Indeks Keanekaragaman karang batu di perairan Gamalama berada pada kategori sedang dengan nilai H’ sebesar 1,92 - 1,52 sedangkan tingkat keanekaragaman jenis karang lunak sebesar 0,6 – 1,6 (Angkotasan, 2005 dan Hirto, 2005). Menurut Sanon dan Winer dalam Krebs (1989) bahwa jika nilai keanekaragaman jenis lebih dari 1 dan kurang dari 3 berada pada kategori sedang. Selain kondisis terumbu karang, kondisi ekologi perairan juga menjadi indikator rusaknya terumbu karang di perairan Gamalama. Berdasarkan hasil penelitian, perairan Gamalam memiliki kondisi ekologi yang masih bisa mendukung keberlangsungan hidup terumbu karang. Suhunya 29-300C, Salinitas 32-35‰, kedalaman dan 18-20 m Wahidin dan Aris (2006).
Dari berbagai indikator kerusakan tersebut, telah menunjukan bahwa perairan terumbu karang di perairan Gamalama telah rusak sehingga perlu dilakukan upaya penanganan kerusakan terumbu karang. Upaya penanganan kerusakan terumbu karang yang lebih efektif adalah dengan cara membuat terumbu buatan dan transplantasi karang.
Kesimpulan yang dapat diambil adalah Keruskan terumbu karang yang terjadi di perairan Gamalam dipicu oleh aktivitas manusia yang membuang sampah, mencuci pakaian dan membuang jangkar. Kegiatan reklamasi dan pembangunan disepanjang pesisir Gamalam serta tumpahan minyak dari alur pelayaran motor laut menyebabkan tingginya laju sedimentasi dan kekeruhan pada perairan, akibatnya terumbu karang di perairan Gamalam mengalami kerusakan. Rehabilitasi terumbu karang sangata penting dan dapat dilakukan melalui upaya-upaya penanganan kerusakan terumbu karang diperairan Gamalam, Kota Ternate Provinsi Maluku Utara.
Daftar Pustaka : 13 (1987-2006)
Kata Kunci : Kerusakan Terumbu Karang, Terumbu Karang, Penanganan Kerusakan Terumbu Karang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar