- Kategori : Makalah Patologi( Microsoft Word)
- Kode : MP 2009-05-MW-010
- Judul : Tuberculosis (TBC)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di banyak negara industri, uang, sumber daya, standar hidup yang tinggi, dan kemoterapi yang dipakai luas selama 40 tahun belakangan ini, telah membantu mengurangi tuberkulosis menjadi suatu masalah yang relatif kecil. Namun, di negara-negara miskin, tuberkulosis tetap merupakan masalah besar hampir sama seperti sediakala. Sesungguhnya, bila jumlah penduduk meningkat sedangkan angka tuberkulosis hanya berkurang sedikit, mungkin berarti bahwa terdapat lebih banyak pasien tuberkulosis di dunia saat ini dibandingkan dengan keadaan 20 tahun yang lalu.
Masalah dunia yang menyangkut tuberkulosis, antara lain Mycobacterium tuberkulosis telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Pada tahun 1993, WHO mencanangkan kedaruratan global penyakit TB, karena pada sebagian besar negara di dunia, penyakit TB tidak terkendali. Ini disebabkan banyaknya penderita yang tidak berhasil disembuhkan, terutama penderita menular (BTA positif). Pada tahun 1995, diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar 9 juta penderita baru TB dengan kematian 3 juta orang. Di negara-negara berkembang kematian TB merupakan 25% dari seluruh kematian, yang sebenarnya dapat dicegah. Diperkirakan 95% penderita TB berada di negara berkembang, 75% Penderita TB adalah kelompok usia produktif (15-50 tahun).
Sedangakan di Indonesia, penyakit TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Tahun 1995, hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan bahwa penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor tiga (3) setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua kelompok usia, dan nomor satu (1) dari golongan penyakit unfeksi. Tahun 1999, WHO memperkirakan setiap tahun terjadi 583.000 kasus baru TB dengan kematian karena TB sekitar 140.000.
Secara kasar diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penderita baru TB paru BTA positif. Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok ekonomi lemah, dan berpendidikan rendah. Pengobatan yang tidak teratur dan kombinasi obat yang tidak lengkap di masa lalu, diduga telah menimbulkan kekebalan ganda kuman TB terhadap OAT atau Multi Drug Resistance (MDR).
Sejak tahun 1995, Program Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis Paru, telah dilaksanakan dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment, Shortcourse) yang direkomendasikan oleh WHO, kemudian berkembang seiring dengan pembentukan GERDUNAS-TB (Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberkulosis), maka Pemberantasan Penyakit Tuberkulosis Paru berubah menjadi Program Penanggulangan Tuberkulosis (TB).
Penanggulangan TB dengan strategi DOTS dapat memberikan angka kesembuhan yang tinggi. Bank Dunia menyatakan strategi DOTS merupakan strategi kesehatan yang paling Cost-effective.
Dasar Pelaksanaan:
1. Evaluasi program TB yang dilaksanakan bersama oleh Indonesia dan WHO pada April 1994. (Indonesia-WHO joint Evaluation On National TB Program)
2. Lokakarya Nasional Program P2TB pada September 1994.
3. Dokumen Perencanaan (Plan of action) pada bulan September 1994.
4. Rekomendasi Komite Nasional Penanggulangan TB Paru Nasional (KOMNAS-TB, 9 September 1996).
5. Gerdunas-TB (Gerakan Terpadu Nasional Penanggulangan Tuberkulosis, 24 Maret 1999).
Dengan strategi DOTS, manajemen penanggulangan TB di Indonesia, ditekankan pada kabupaten/kota.
Rumusan Masalah
1. Apakah yang menyebabkan penyakit tuberkulosis?
2. Bagaimanakah epidemiologi penyakit tuberkulosis?
3. Bagaimanakah Proses terjadinya penyakit tuberkulosis?
4. Apa sajakah yang terjadi dalam patofisiologi penyakit tuberkulosis?
5. Bagaimanakah manifestasi klinis pada penderita tuberkulosis?
6. Apa sajakah usaha-usaha yang dilakukan untuk mengendalikan penyakit TB?
Tujuan
1. Memberikan gambaran tentang penyakit tuberkulosis.
2. Memberikan pengetahuan mengenai gejala-gejala awal yang ditemukan pada penderita TB.
3. Memberikan pengetahuan tentang berbagai Obat Anti Tuberkulosis, khasiat, dosis dan efek samping yang ditimbulkannya.
Daftar Pustaka : 4 (1996-2002)
Kata Kunci : Tubercolusis, Penyakit TBC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar